Sabtu, 12 November 2022

Bermain Hari Ini, Bergembira Bersama Mereka

Hari ini, Sabtu 12 November 2022, Kami (Saya bersama Anak-anakku Kelas X 1), berenang di WOW. WOW adalah salah satu kolam renang di daerah Kami. Tempatnya menyenangkan, asyik untuk dijadikan sebagai destinasi wisata di Bondowoso. 

Sejak 2 minggu yang lalu, Che che (salah satu siswa di X1), mengajak Saya dan teman sekelasnya refreshing, "Bu, kapan kita jalan-jalan?", dan Saya menjawab "Ayo Che segera direncanakan". Dan dengan senang hati, Dia memimpin musyawarah dengan Kami untuk menentukan waktunya, dan dipilihlah hari ini (12 November 2022). Dari sekian tempat destinasi wisata, dipilihlah WOW. Karena selain tempatnya tidak jauh dari rumah kami, mereka juga ingin sekali berenang.

Tepat pukul 08.00 pagi, kita bertemu di titik kumpul yang telah ditentukan. Meski tak banyak yang berkumpul (karena ada yang langsung bertemu di tempat tujuan), kemudian Kami berangkat. Di sana, Kami membayar tiket masuk sendiri-sendiri dan kemudian meletakkan bekal makan yang sengaja dibawa dari rumah dan juga barang bawaan di tempat yang tidak jauh dari tempat mereka berenang, agar mudah jika ingin mengambil sesuatu yang dibutuhkan. Dan merekapun berenang. Saya tidak ikut berenang, sembari menikmati kopi yang sengaja Saya pesan di warung yang ada di area kolam renang. 

Tak sampai 1 jam mereka berenang, mereka istirahat sambil makan bekal masing-masing. Sesekali kami berkelakar dan tidak lupa untuk foto bersama. Hampir 1 jam kemudian mereka kembali berenang.

Mereka bergembira, meski sederhana tapi bermakna. Saya juga bahagia melihat mereka. Hari ini, Kami bergembira bersama di Kolam Renang WOW.

#Sampai bertemu di Bermain selanjutnya#


Minggu, 06 November 2022

Bermain Hari Ini, Luar Biasa

Hari sabtu, tanggal 5 November 2022, tepat  23.15 WIB, Kami (Saya bersama suami), berangkat dari rumah di Kawasan Griya Kalibagor Indah Kabupaten Situbondo, setelah sebelumnya menyiapkan perbekalan seadanya, yaitu segelas kopi hitam dan setermos kopi susu serta air putih 2 botol. Di tengah perjalanan Kami, berhenti sejenak untuk membeli beberapa bungkus roti untuk bekal sarapan pagi Kami. Tepat pukul 00.30 WIB, 6 November 2022, Kami melanjutkan perjalanan menuju lokasi pegunungan Ijen, perjalanan ditempuh lebih kurang 1 jam,  sesampainya di Paltuding, Suami Saya mengurus pendaftaran secara online yang memang sudah beliau siapkan sejak sore hari di rumah kami, dan tepat pukul 02.32 WIB, Kami memulai perjalanan pendakian Kami menuju Puncak Ijen yang katanya mencapai sekitar lebih kurang 2.400 mdpl. 

Sebenarnya ini bukanlah pendakian pertama Kami ke puncak Ijen, namun karena sudah lama Kami tidak "Muncak", ditambah lagi faktor usia yang sudah tidak muda lagi, maka pendakian kali ini terasa tidaklah mudah, terlebih lagi berat badan kami sekian hari sekian bertambah rasanya hehehe. 

Namun semangat Kami tidak kalah dengan anak muda, terbukti selama dalam jalur pendakian, tidak sedikit dari pendaki yang masih muda (terutama wanita) yang memilih naik Ojek, mungkin mereka belum pernah mendaki sebelumnya. 

Ojek ini dikemudikan oleh maksimal 3 orang (jika naiknya dari bawah), 1 diantaranya dibelakang yang berfungsi sebagai pendorong sedangkan 2 lainnya bertugas di bagian depan untuk menarik, mungkin karena tanjakan sehingga harus 3 orang yang mengemudikannya. Ketika turun dari puncak, Pengemudi Ojek hanya 1, dan perannya sangat vital untuk menjaga rem karena perjalanan turun dengan tingkat elevasi yang cukup memicu adrenalin. Harga Ojek pun tergolong murah jika dibandingkan dengan upaya yang sangat berat untuk mengantarkan pendaki yang tidak kuat untuk naik ke atas, belum lagi jika diantara mereka memiliki berat badan yang lebih dari 50 kg. Harganya bervariasi, ketika naik dan turun turun tentu saja berbeda, serta berdasarkan berat badan juga. Saya takjub melihat upaya mereka, dengan medan seperti itu. Sesekali Saya memberikan celetukan sekedar memberi semangat pada mereka, dan mereka menerima gurauan Saya dengan senang hati, mungkin juga memberi semangat untuk dirinya. Bahkan mereka pun turut menjaga keselamatan Kami (Para Pendaki), dengan memberikan saran untuk tidak duduk atau berjalan di area yang berdekatan dengan tebing. 

Kami juga ditawari untuk naik Ojek tersebut, karena melihat kami sudah berumur mungkin ya hihihi, tapi Kami  bersikukuh untuk tetap berjalan, prinsip Kami adalah Alon-alon Asal Kelakon. Jalur pendakian yang hampir seluruhnya merupakan tanjakan, membuat nafas kami sedikit terengah-engah sambil sesekali berhenti untuk mengatur ritme nafas. Di setiap Pos yang disediakan di sepanjang jalur pendakian, yakni ada 6 Pos, bagi Kami yang berat adalah jalur dari Pos 3 ke Pos 4 dan dari Pos 4 ke Pos 5, karena selain tanjakan terus, jarak antar Pos juga jauh.

Kami menikmati langkah demi langkah jalur yang Kami tempuh, kata Suami Saya "enaknya perjalanan malam itu, kita tidak melihat jalan di depan kita sehingga kita tidak berpikir jauhnya, karena jika dari awal kita sudah memikirkan jaraknya maka mental kita akan down, dan itu sudah pasti akan merugikan diri kita. Dan benar saja, karena asyiknya berjalan, tak terasa tepat pukul 04.36 WIB Kami sudah sampai Pos 5, Kami duduk istirahat agak lama, menikmati kopi susu yang Kami bawa dari rumah, Suamiku juga minum air putih menghabiskan 1 botol yang memang sudah diminum sepanjang  jalan, Saya malah tidak minum air putih karena hawa dingin membuat Saya enggan untuk minum air putih.

Kemudian Kita meneruskan perjalanan menuju Pos 6 yakni Pos terakhir yang lokasinya ada di Puncak Ijen, sambil sesekali mengabadikan momen perjalanan, dan yang paling menakjubkan adalah saat pemandangan limpahan awan mengelilingi Gunung Ranti yang ada di sebelah kanan Kami berjalan, MasyaAllah begitu indah ciptaan Allah, nikmat Tuhan manakah yang kita dustakan? Sungguh benar-benar indah pemandangannya. Di tengah perjalanan Kami menuju Puncak, di sepanjang jalan pula hamparan tumbuhan Paku mendominasi kawasan tersebut, dan yang menarik perhatian Saya adalah tumbuhan paku unik yang belum pernah Saya temui, daun berukuran tidak terlalu besar mungkin lebih kurang 25 cm dan kaku, hidupnya menempel di bebatuan dan jumlahnya banyak sekali, nanti Saya cari tahu jenis tumbuhan paku tersebut.


Tepat pukul 06.00 WIB, Saya sampai puncak Ijen, lalu Kami duduk istirahat karena sejak dari Pos 5 itu Kami belum duduk sama sekali. Sambil menikmati kembali kopi susu dan sarapan dengan roti kesukaan masing-masing. Lalu kami mengabadikan momen di puncak dengan berfoto secara bergantian, maklum kan Kami cuma berdua hihihi, mau minta tolong "fotokan" pada pendaki lain rasanya Kami sungkan karena mereka juga pasti capek.

Tepat pukul 06.30 WIB, Kami turun dari Puncak Ijen, ternyata banyak hal yang Saya temui selama perjalanan turun, maklum saat baik kan masih gelap, suasana kanan kiri tidak terlihat.

Oh iya, di tengah perjalanan, Kami juga bertemu dengan Para Penambang Belerang, salah satu diantaranya Saya ajak untuk berinteraksi karena dalam perjalanan ke Puncak dan kemudian Saya turun kembali, dan di lokasi yang sama yakni di area sebelum Pos 5 kalau dari atas Kami bertemu sebanyak 2 kali, Dia sangat semangat membawa belerang yang beratnya mencapai 150 kg sekali angkut, jika 2 kali angkut berarti 3 kuintal, karena di usianya yang sudah tidak muda (usianya di atas Saya jauh), Dia masih sangat kuat naik turun seperti itu. 

Pukul 8.15 WIB, Kami sampai kembali di Paltuding, lalu kami sejenak istirahat sebelum lanjut pulang, sambil menikmati makanan khas disini yakni Cilok. Dan tepat pukul 08.45 WIB, kami pulang ke rumah.

Sungguh perjalanan luar biasa. Bahwa jangan mudah menyerah, sebelum mencoba. Kesulitan tidak akan pernah ada jika dilewati bersama terutama dengan pasangan kita.

"KARENA  BERSAMAMU, TIDAK ADA YANG SULIT BAGIKU"

Sampai bertemu lagi di BERMAIN SELANJUTNYA"


Senin, 20 Juni 2022

Maju Bersama…Hebat Semua…Gemilang

 

Maju Bersama…Hebat Semua…Gemilang

Oleh

Anita Dian Sukardi, S.Pd, M.Pd

SMAN 1 Prajekan, Bondowoso

 

Pendidikan,  merupakan hal yang sangat penting harus dimiliki oleh setiap individu, karena dalam pendidikan akan tertuang berbagai aspek kehidupan yang harus dimiliki oleh setiap manusia.

Sekolah adalah salah satu wadah pendidikan formal sebagai bekal setiap individu untuk menjalani kehidupan.  Beberapa aspek yang harus dilaksanakan di tempat ini adalah proses pembelajaran,  kepemimpinan dan manajemen sekolah, serta budaya sekolah.

Berbicara tentang budaya sekolah, masing-masing sekolah memiliki budayanya sendiri, yang dikembangkan berdasarkan potensi local daerahnya masing-masing, sehingga nantinya akan menjadi ikon dan karakteristik dari sekolah tersebut. Dalam penerapannya, diharapkan nantinya akan terwujud karakter yang diinginkan

Sebagaimana dijelaskan oleh Hashim (2021:1) bahwa budaya sekolah merupakan barometer dan harapan bagaimana sekolah itu dijalankan. Hal tersebut dapat membawa pengaruh terhadap karakter yang ada di sekolah dan itu dapat dilihat dari kualitas interaksi, upaya dan pekerjaan yang dilakukan. Budaya sekolah yang ada, senantiasa akan dibangun oleh setiap komponen yang ada di dalamnya. Dalam penerapannya diawali dengan adanya sebuah komitmen bersama yang akan dijalankan oleh setiap warganya, dan komitmen tersebut akan menjadi sebuah kebiasaan yang nantinya akan bermuara menjadi sebuah budaya di sekolah.

Budaya sekolah diterapkan untuk menghasilkan produk berupa lulusan seperti yang diinginkan dalam tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu insan yang beriman serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berbudi pekerti luhur, mempunyai pengetahuan serta keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap serta berdikari serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan serta kebangsaan.

Salah satu budaya sekolah yang dapat diterapkan adalah budaya maju bersama, hebat semua, gemilang. Kalimat tersebut diadopsi dari jargon SMAN 1 Prajekan Kabupaten Bondowoso, yang digunakan untuk menyemangati seluruh warga sekolah dalam menjalankan kegiatan, mengandung arti bahwa seluruh komponen di sekolah bergerak melakukan perubahan dalam peningkatan mutu pendidikan terutama yang berkaitan pembentukan karakter peserta didiknya, termasuk juga pemenuhan sarana prasarana yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan, sehingga dihasilkan peserta didik yang  yang hebat berdedikasi tinggi serta dapat diandalkan, baik oleh sekolah maupun masyarakat, yang pada akhirnya menghasilkan lulusan yang membanggakan.

Budaya Maju Bersama, Hebat Semua, Gemilang dapat dijalankan dalam berbagai kegiatan positif, salah satunya adalah PIK R (Pusat Informasi Konseling Remaja). Keberadaan PIK R, sangat penting di sekolah karena dapat membantu remaja untuk mendapatkan informasi dan pelayanan konseling yang cukup dan benar. Sebagai wadah bagi remaja yang pelaksanaannya dikembangkan oleh remaja itu sendiri, diharapkan dapat membantu remaja lainnya mengatasi permasalahan hidup yang dihadapinya agar terhindar dari berbagai perilaku negatif antara lain penyalahgunaan narkoba, seks bebas dan lain-lain, sehingga nantinya berlanjut pada terjadinya pernikahan dini yang berdampak negatif terhadap kehidupan remaja itu sendiri, sebagaimana kita tahu bahwa akibat negatif dari belum dewasanya usia perkawinan (sebagaimana kita ketahui bahwa batas usia yang diperbolehkan membina rumah tangga adalah untuk laki-laki berusia 25 tahun, sedangkan wanita berusia 21 tahun), adalah akan mengakibatkan kondisi memprihatinkan baik pada pelaku maupun pada generasi yang akan dilahirkan nantinya. Salah satunya adalah stunting.

Salah satu penyebab stunting adalah karena kehamilan di usia remaja, akibatnya adalah janin akan berebut nutrisi dengan sang ibu. Karena pada saat itu kondisi ibu sedang dalam proses pertumbuhan, selain itu juga pada saat bayi telah dilahirkan kondisinya juga akan memprihatinkan karena masih minimnya pengetahuan ibu dalam merawat buah hatinya, belum lagi ketidakstabilan emosional yang dapat menyebabkan kondisi rumah tangganya menjadi berantakan, sehingga juga dapat mengganggu kehidupan secara kejiwaan.

Maju bersama, hebat semua, gemilang ini dijalankan melalui penerapan tutor sebaya dalam wadah PIK R, diharapkan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi remaja, termasuk juga menyediakan pelayanan informasi dan konseling kesehatan reproduksi guna mempersiapkan diri untuk kehidupan berkeluarga, selain itu juga diharapkan memberikan informasi tentang kegiatan-kegiatan positif di sekolah yang dapat bermanfaat bagi teman sebayanya, misalnya mengajak teman untuk berwirausaha. Dalam hal ini, tutor sebaya dapat menjadi motivator serta menjadi agen perubahan bagi kawan sebayanya, yang  dapat memotivasi agar teman sebaya mereka tidak terjerat dengan kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat seperti yang telah disebutkan di atas, serta menjadi agen perubahan agar dapat melangkah maju meraih masa depan,  dan gemilang bersama, dapat merencanakan kehidupan berkeluarga untuk menciptakan keluarga yang berencana serta sejahtera.

Beberapa kegiatan sekolah yang dapat dilakukan untuk berwirausaha dan menciptakan kemandirian antara lain melalui: 1) kegiatan pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU), dalam kegiatan pembelajaran ini terdapat materi salah satunya tentang pengolahan, maka peserta didik diberikan pengetahuan dan pembelajaran tentang  proses pengolahan bahan baik nabati maupun hewati mulai dari pemrosesan atau pengolahan, pengemasan sampai pemasarannya, dan peserta didik mampu mempraktikkannya sendiri di rumah masing-masing sehingga dapat menjadi ladang pekerjaan dan menghasilkan uang serta digunakan untuk melanjutkan sekolah atau juga dapat dijadikan sebagai pekerjaan yang tetap dan nantinya dapat menjadi lapangan pekerjaan untuk remaja lainnya maupun masyarakat sekitar yang membutuhkan, sehingga selain untuk meningkatkan kesejahteraan juga dapat menekan angka pengangguran dan akhirnya juga dapat mencegah terjadinya penyebab stunting dalam skala luas, 2) Program SMA Double Track (double track atau jalur ganda merupakan sebuah program yang ada di sekolah menengah atas atau SMA yang kegiatannya berupa pembekalan keterampilan secara berdampingan dengan memanfaatkan kearifan lokal di daerahnya masing-masing, dan isi kegiatannya adalah membekali peserta didik dengan keterampilan-keterampilan yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk berwirausaha sendiri di rumah, baik saat masih bersekolah maupun setelah lulus sekolah, dan jika mereka tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, setidaknya telah memiliki keahlian yang dapat bermanfaat untuk menunjang kehidupannya, karena dalam program ini mereka yang mengikutinya nanti setelah lulus dari SMA selain mendapat ijasah juga akan mendapatkan sertifikat keahlian yang dapat dijadikan pendukung dalam mencari pekerjaan, beberapa program double track yang dilatihkan diantaranya adalah tata boga, tata rias, tata busana, teknik listrik, teknik elektro, multimedia dan teknik kendaraan ringan, 3) selain itu juga program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) dapat digunakan untuk melatih kemandirian peserta didik, program tersebut merupakan program yang ada di sekolah untuk mewadahi atau memberi ruang bagi peserta didik untuk berwirausaha, melalui SPW peserta didik diberikan sosialisasi mengenai caranya berwirausaha serta bagaimana memenej usaha yang mereka miliki sehingga dapat berkembang dengan baik. Sekolah dapat menjadi wadah bagi remaja untuk mengembangkan wirausahanya, serta menyediakan peluang untuk mengembangkan diri serta memberi keleluasaan untuk mandiri. Dukungan orang dewasa dalam sekolah tersebut adalah dengan membeli dan turut pula mempromosikan produk dari karya mereka sehingga dapat berkembang dengan baik.

Beberapa hal tersebut dapat dijadikan sebagai wadah bagi peserta didik  untuk berkegiatan yang positif, selain itu juga dapat dijadikan solusi dalam menyelesaikan permasalahan terhadap kondisi ekonomi yang dihadapi remaja itu sendiri sehingga dapat menciptakan kemandirian untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, agar dapat terwujud keinginan untuk maju bersama, hebat semua, gemilang karena telah terwujud cita-cita yang diinginkan, serta dapat memutus rantai kemiskinan, dan yang terpenting adalah mencegah terjadinya pernikahan dini yang salah satunya untuk mencegah terjadinya stunting.

Masih terkait dengan hal tersebut, penundaan usia perkawinan, dapat turut mewujudkan dan menyukseskan program pemerintah dalam pendewasaan usia perkawinan. Sehingga program dari BKKBN yakni Program Bangga Kencana, yang bertujuan untuk mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan sehat di Indonesia, dapat terlaksana dengan sukses.

 

www.siapbahagia.com